Masa ku mencicipi semangkuk penghangat sepi
Itu tlah lampau
Mungkin takkan bisa kucicip lagi
Ku nyaris mengingat kembali masa itu
Masa dimana rasa itu meresap kalbu
Hangat asapnya yang membubung
Lembut teksturnya yang menjadi candu
Kuahnya yang mampu membuatku merindu
Warnanya yang menawarkan gurih padaku
Hei kau
Semangkuk mie yang menarik hati
Mungkin hari ini ku hanya merindu
Ku merindu tanpa maksud menyakiti
Hei kau
Kini ku punya sepiring mie
Rasanya tak sama denganmu
Namun kini dia menjadi kegemaranku
Hei kau
Biarlah ku merindu
Selintas saja ku merindu
Karna tlah lampunya rasa candu
Rasa rindu ini kan menguap
Lalu membawaku pada rasa mendalam
Mendalam pada sepiring mie yang ku miliki
Yang kini ku miliki
.
.
.